PSSI Disebut Keluar Rel
// SOS : Kalau Ini Dijalankan Liga 1 Bukan Kompetisi Tertinggi
PALEMBANG, SRIPO--SKebijakan PSSI bersama PT LIGA Indonesia Baru (LIB) dalam menentukan regulasi akhirnya mendapat perhatiaan dari Save Our Soccer (SOS) kelompok pemerhati sepakbola ini menilai, jika kebijakan PSSI telah keluar rel.
Dalam pressrilis yang disampaikan Akmal Marhali kordinator SOS, ia menyoroti jika layaknya PSSI harus menjalin komunikasi dengan FIFA untuk menelurkan regulasi, tidak bisa PSSI yamg berada dibawah naungan FIFA menjalankan aturan sendiri apalagi itu liga resmi.
Dikatakanya, kebijakan PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait boleh melakukan lima pergantian pemain di Liga 1 yang akan bergulir mulai 15 April 2017 melanggar Law of The Game FIFA yang dikeluarkan The International Football Association Board 2016/2017.
Dalam peraturannya terkait Kompetisi Resmi (Official Competitions), FIFA menyatakan
"A maximum of three substitutes may be used in any match played in an official competition organised under the auspices of FIFA, confederations or national football associations."
(Maksimal tiga pergantian pemain yang bisa dilakukan dalam satu pertandingan pada kompetisi resmi yang digelar di bawah kendali FIFA, Konfederasi, maupun Asosiasi Sepak Bola Nasional)
Juga dipaparkan bahwa
"FIFA, confederations, and national football associations can allow up to maximum of five substitutes in all competitions except at the highest level."
(FIFA, Konfederasi, dan Asosiasi Sepak Bola Nasional boleh mengizinkan maksimal lima pergantian pemain di semua kompetisi kecuali di level tertinggi.)
"Bila aturan ini dijalankan berarti Liga 1 bukan kompetisi tertinggi atau menilik Law of The Game FIFA bisa juga disebut friendly game yang membolehkan pergantian pemain sampai 6-7 kali," kata Akmal
"Seharusnya PSSI berkonsultasi dulu ke FIFA sebelum mengambil kebijakan yang menabrak law of the game, baru mensosialisasikannya. Bukan sebaliknya," tambahnya
Berdasarkan hasil riset Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SOS, ada beberapa kebijakan PSSI yang juga melanggar aturan.
Pertama, mengganti posisi Iwan Budianto dari Wakil Ketua Umum menjadi Kepala Staf Ketum. Ini jelas melanggar Statuta PSSI pasal 34.
Kedua, terkait jual beli lisensi klub dan kepemilikan ganda (cross ownership).
Dalam regulasi FIFA artikel 4.4 halaman 20 menyatakan
"A licence may not be transferred" yang berarti lisensi klub tak bisa dijualbelikan.
"Dulu, sepak bola kita begitu mengeramatkan Statuta FIFA dan PSSI yang tak boleh dilanggar karena bisa berujung sanksi. Kini, kita menabraknya. Dimana reformasi tata kelolanya? Dimana profesionalnya," pungkasnya. (cr10)
0 Response to "PSSI Disebut Keluar Rel // SOS : Kalau Ini Dijalankan Liga 1 Bukan Kompetisi Tertinggi"
Post a Comment