Pengrajin Besi Makin Kesulitan Bahan Baku
INDERALAYA--Kian hari para pengrajin pandai besi di Kabupaten Ogan Ilir (OI), kian kesulitan mencari bahan baku besi dan arang yang digunakan untuk membuat hasil kerajinan seperti pisau, parang, linggis, cangkul, arit dan kerajinan-kerajinan dari bahan besi lainnya. Kesulitan memperoleh bahan baku telah dirasakan sejak lama, khususnya masyarakat Desa-desa yang sebagian besar mayoritas bermata pencaharian sebagai pengrajin pandai besi seperti di Desa Limbang Jaya, Tanjung Laut dan Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten OI.
Menurut Aldi (50), salah satu pengrajin pandai besi di Kecamatan Tanjung Batu mengatakan, untuk bahan baku besi biasanya didatangkan dari pulau Jawa dan juga tempat-tempat lain. Akan tetapi, saat ini bahan baku besi sudah sangat susah diperoleh karena jumlahnya terbatas. Sedangkan, bahan baku arang yang digunakan untuk bahan pembakaran besi supaya bisa dibentuk menjadi alat-alat seperti pisau, parang dan lainnya, didatangkan langsung dari Provinsi Jambi.
Itu pun jumlahnya juga terbatas. Jadi, para pengrajin selalu berebut untuk bisa memperoleh bahan baku besi dan arang. "Bahan baku besi dan arang sudah sangat langka diperoleh. Tentu masalah ini merupakan tantangan bagi masyarakat pelaku usaha rakyat seperti pengrajin besi," kata Aldi, Minggu (9/4). Tantangan yang dimaksud dijelaskannya mengingat kedepan, membuat usaha rakyat pandai besi seperti ini menjadi bangkrut bila bahan baku besi dan arang sudah sangat sulit diperoleh.
"Kalau tidak ada jalan keluarnya, dikhawatirkan masyarakat menjadi miskin. Karena, mata pencaharian alternatif belum juga ada yang menjanjikan," jelasnya. Ia menuturkan, usaha pandai besi yang digelutinya itu sudah turun-temurun sejak zaman nenek moyang dan sampai saat ini pun masih tetap dilestarikan. "Akan tetapi, saat ini masyarakat sudah tidak banyak lagi menggeluti usaha pandai besi. Karena, makin kesulitan memperoleh bahan baku," tuturnya seraya menyebut walaupun masih ada sejumlah pengrajin membuat pandai jumlah produksi kerajinannya tidak sebanyak seperti dulu lagi.
Ia berharap agar pemerintah bersama orang-orang yang peduli masalah tersebut, perlu turun tangan guna mencarikan solusi. Hal demikian juga dirasakan Agus (46) salah satu pengusaha kerajinan besi Desa Tanjung Dayang Inderalaya Selatan mengatakan, selain kesulitan memperoleh bahan baku, pihaknya juga mengalami kesulitan dari sisi pemasaran hasil kerajinan besi.
Karena, lanjutnya seiring dengan perkembangan zaman saat ini, alat-alat pertanian sudah tidak banyak lagi menggunakan peralatan dari hasil kerajinan besi atau peralatan manual. "Kebanyakkan para petani telah menggunakan peralatan modern seperti penggunaan alat dan mesin rumput. Jadi, alat pemotong rumput semacam arit sudah mulai ditinggalkan oleh petani," keluhnya. Berdasarkan pantauan, pembuatan kerajinan dari bahan baku besi yang digeluti sejumlah pengrajin, terlihat terlebih dahulu bahan baku besi dipanaskan menggunakan api yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan baku arang.
Lalu, setelah beberapa menit dipanaskan kemudian, bahan baku besi tersebut dipukul-pukul menggunakan palu secara berulang-ulang sampai besi yang telah dipukul menjadi lempeng dan menyerupai semacam bentuk pisau, parang, arit dan berbagai macam hasil kerajinan bahan baku besi lainnya termasuk cangkul.(cr7)
Teks photo : Sejumlah pengrajin pandai besi di Desa Limbang Jaya Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI), sedang mengolah bahan baku besi menjadi kerajinan rumah tangga dan alat pertanian seperti pisau, cangkul, arit dan lain sebagainya.
Terkirim dari Samsung Mobile.
0 Response to "Pengrajin Besi Makin Kesulitan Bahan Baku"
Post a Comment