Buy and Sell text links

Tulisan curhat. 3 naskah.


‎Menikah Itu Murah, Mahal Gengsinya

PALEMBANG, SRIPO--"Menikah itu murah yang mahal gengsinya," mungkin merupakan kalimat yang sangat tepat untuk alasan mengapa banyak sekali pasangan yang menunda pernikahan. 

Meski satu diantara alasan lain, mahalnya biaya kerap kali menjadi batu sandungan yang susah untuk ditembus. Apalagi, permintaan cukup besar dari keluarga si 'dia' membuat pria maju mundur untuk menikah. Saat ini, biaya nikah dengan puluhan juta, ratusan bahkan ada yang milyaran memang membuat pusing kepala. 

Seperti curhatan seorang pria disebut Agus kepada Sripo. Menurutnya mengapa ia menunda menikah bahkan hampir putus asa, lantaran permintaan keluarga sang gadis pujaan begitu tinggi diluar kemampuanya. Padahal, gadis yang ia cintai tersebutpun mengaku menerima apa adanya dirinya. 

Diceritakan Agus, ia telah menjalin hubungan tiga tahun bersama sang kekasih. Awalnya yang baik seperti cerita novel, dengan bumbu cinta yang semakin harum membuat ia dan kekasih berani dan ingin mencoba ketahapan lebih tinggi. Ikrar untuk bekeluarga pun terucap. 

Karena itu, usai kuliah Agus saat itu fokus langsung mencari pekerjaan. Karena niatanya jelas untuk berupaya menjadi yang terbaik bagi kekasih idamanya. Namun sayang, setahun bekerja ia telah berusaha mati-matian mengumpulkan dana saat ia bicara serius dengan orang tua sang gadis. Raut muka Agus langsung berkerut, tertekuk sedih. Memang tidak menolak, keduanya setuju dengan rencana tersebut. Tapi syaratnya terlalu berat bagi Agus, kedua orang tua gadis tersebut memintanya menyiapkan dana 100 juta untuk meminang anaknya. 

Rasa cinta rupanya tidak cukup membuat dua orang untuk bersatu. Gengsi orang tua agar anaknya menikah dengan cara yang mewah, dikenang dan dipuji tetangga rupanya menjadi tembok besar bagi Agus. 

Apalagi, sebagai pria yang datang dari keluarga biasa, dengan kondisi orang tua pun serba kesulitan, Agus hanya bisa pasrah dan menjawab akan berusaha. ‎Tapi akhirnya, niatan suci Agus untuk serius untuk sang kekasih tak sampai, ia harus merelakan orang yang dicintainya karena terhalang dana. 

Cerita Agus, banyak terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Pernikahan itu sejatinya murah, tapi gengsi membuatnya mahal. Tujuan menikah yang begitu suci seakan kabur. Padahal jika hanya mengedepankan aspek prioritas, sederhana namun bermakana menikah tetap akan indah untuk digelar.

‎Tidak perlu digedung mewah, tidak perlu sampai tujuh hari tujuh malam. Tidak perlu mengundang ribuan. Dengan sederhana, bisa jadi dirumah, hiburan pun adanya. Menikah tetap saja bermakna, walaupun semua orang tentu punya mimpi besar untuk sejarah sekali dalam hidupnya tersebut. (cr10)


7 Alasan Seseorang Menunda Pernikahan

PALEMBANG, SRIPO--Pernikahan memang impian semua orang. Yang membedakan antara satu dan yang lainnya adalah waktu pernikahan. Ada yang ingin segera menikah ketika memasuki 20 tahun, namun tak sedikit juga yang menunda pernikahan hingga dirasa waktunya tepat. 

Ada banyak alasan mengapa seseorang menunda pernikahan. Ada yang memang ingin mengejar karier, mengejar prestasi bahkan mengejar materi yang diimpikannya sejak kecil. Tak ada yang salah, karena semua tergantung pada sudut pandang masing-masing. Untuk mengetahui lebih lengkap alasan seseorang menunda menikah, simak artikel berikut ini. 

1. Menikmati Kesendirian
Umumnya, tipe orang seperti ini masih menikmati hidup sendiri. Mereka cenderung merasa bebas, tidak ingin terikat dalam sebuah hubungan. Bahkan, tidak ingin terjebak dalam hubungan dengan orang yang salah. Pada saatnya nanti mereka akan menikah pada usia dan calon yang tepat. 

2. Mengejar Ambisi

Ambisi mengejar impian sejak kecil adalah hal yang patut diperjuangkan. Orang dengan tipe demikian akan merasa terganggu jika harus terikat dalam suatu hubungan. Mereka akan cenderung kehilangan fokus untuk impiannya. Sehingga menunda pernikahan adalah hal yang tepat menurutnya. 

3. Bayangan Masa Lalu

Pengalaman masala lalu yang kurang baik dalam hubungan dapat menghantui hingga masa kini. Akibatnya, mereka cenderung menutup diri dan takut untuk memulai sebuah hubungan kembali. Ketakutan dalam berkomitmen tak akan hilang hingga trauma di masa lalunya dapat tersembuhkan. Saat ia menemukan orang yang tepat yang dapat membalikkan pengalaman masa lalunya, maka ia tak akan menunda menikah terlalu lama.

4. Percerian

Pada dasarnya perceraian adalah hal yang ditakuti oleh semua orang. Tak ada yang menginginkan hubungan berakhir dalam perceraian. Namun, orang yang memiliki pengalaman perceraian dari orang tua, umumnya akan mempengaruhi pandangannya terhadap pernikahan. Orang seperti ini akan sangat berhati-hati untuk memutuskan berhubungan dengan orang lain. 

5. Kegagalan

Kegagalan dalam sebuah hubungan dapat mengakibatkan trauma berkepanjangan. Perasaan cinta dan sayang yang terlanjur melekat dalam biasanya sulit untuk dihapuskan. Akibatnya, mereka akan berpikir ulang untuk sebuah hubungan. Akan membutuhkan waktu yang lama hingga masa traumanya teratasi. 

6. Biaya

Menikah selalu saja masalah biaya. Khususnya seorang laki-laki sangat takut menikah lantaran besarnya biaya yang harus disiapkan. Banyak kasus seseorang menunda menikah karena belum ada biaya. Apalagi, jika keduanya punya impian besar dengan acara resepsi pernikahanya.

7. Masa Depan

Menunda menikah dengan alasan belum jelas masa depan, salah satu poin mengapa seseorang melakukanya. Mereka masih belum yakin apakah ia akan sejahtera dengan kekasihnya. Atau alasan lainya, karena ia belum mendapat perkejaan yang tetap sehingga belum yakin untuk menikah. (cr10/ berbagai sumber)


‎Tips Menyiasati Biaya Pernikahan.

PALEMBANG, SRIPO--‎Menyiasati mahalnya biaya resepsi pernikahan, sepertinya menjadi jalan yang tepat bagi pasangan yang ingin segera menikah. Bagaimana caranya, menurut dosen ekomoni Universitas Muhammadyah Palembang, Nadia Afriliana MM mengatakan, jika menyiasati biaya pernikahan dari sisi ekonomi bisa dilakukan dengan banyak cara. 

1. Urungan
Pernikahan merupakan bersatunya dua keluarga. Karena itu, akan sangat bijak jika beban pernikahan tidak hanya dibebankan ke calon mempelai pria saja. Apalagi, jika sama-sama ingin tampil mewah. Salah satunya dengan uruangan kedua keluarga. 

2. Kartu Undangan
Meskipun terkesan biasa. Kartu undangan rupanya cukup memakan biaya dalam pernikahan. Karena itu, untuk memangkas harga ada baiknya memesan undangan dengan dua jenis. Untuk relasi bisnis atau pejabat dan undangan biasa untuk teman dan keluarga. 

3. Makan
Biaya makan dalam pernikah paling dominan dari setiap resepsi. Lantaran, dalam setiap 100 undangan harus dihitung minimal dua kali lipat. Karena yang diundang kebanyakan mengajak serta pasanganya, atau keluarganya. Karena itu, harus pintar-pintar. Atau jika memang keluarga pasangan mamu memasak sendiri tentu harganya akan banyak terpangkas. ‎(cr10)





Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.






Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Tulisan curhat. 3 naskah. "