Buy and Sell text links

Tiga Berita 9 Foto . Cek di WA utk brt Kasus

Harga Cabe Keriting Semakin Pedas
* Harga Tembus Rp 100 ribu per kg
MUARAENIM, SRIPO---Akibat sedikitnya pasokan cabe di beberapa pasar tradisional di Kota Muaraenim, membuat harga cabe semakin pedas. Dari harga sebelumnya Rp 35 ribu per kg, saat ini tembus mencapai Rp 100 ribu per kg, Selasa (29/11)
Dari pengamatan dan informasi di lapangan, bahwa meroketnya harga seluruh jenis cabe tersebut, ternyata juga diikuti oleh naiknya harga bawang merah dan bawang putih. Adapun penyebab kenaikan ketiga komoditi sayuran ini, karena sedikitnya pasokan dari luar Kabupaten Muaraenim akibat musim hujan dan banjir, sedangkan permintaan cukup besar.
Menurut salah seorang pedagang sayur-sayuran di Pasar Inpres Muaraenim Teni (30), bahwa kenaikan harga cabe sudah berlangsung beberapa hari terakhir dari harga Rp 35 ribu naik menjadi Rp 80 ribu dan terakhir naik lagi menjadi Rp 100 ribu per kg. Kenaikan tersebut, karena modal membelinya sudah tinggi dari pemasoknya.
"Kami tidak tahu pasti penyebabnya, tetapi katanya karena karena hujan," ujar Teni.
Hal senada juga dikatakan oleh pedang sayuran lainnya Kusnadi (35), bahwa seluruh jenis cabe sudah naik dalam empat hari terakhir. Sebagai contoh untuk cabe keriting kecil dari sebelumnya Rp 35-40 ribu perkg naik menjadi Rp 95-100 ribu per kg. Untuk cabe Setan/burung dari Rp 60 naik menjadi Rp 80 ribu perkg. Cabe Rawit dari Rp 40 naik menjadi Rp 60 ribu per kg. Begitupun untuk bawang merah dan bawang putih dari Rp 35 naik Rp 50 ribu perkg. Akibat adanya kenaikan tersebut, dagangannya terutama untuk komoditi cabe dan bawang menjadi sepi. Jika biasanya ia bisa menjual cabe sebanyak Rp 10 kg perhari, saat ini, bisa habis 2 kg sudah bagus.
Masih dikatakan Kusnadi, penyebab mahalnya harga cabe dan bawang tersebut, akibat berkurangnya pasokan dari para petani. Jika biasanya pasokan tersebut didatangkan dari Jawa, Lampung dan Curup, namun saat ini hanya datang dari Palembang dan OI saja. Dan itupun sedikit sehingga mereka menjual dengan harga tinggi. Namun bagi para pedagang rumah makan, terutama rumah makan Padang, itu biasanya mereka memilih menggunakan cabe giling yang pasok dari Padang, sebab harganya lebih murah bila dibandingkan cabe segar seperti yang dijual pedagang sehari-hari.
Sementara itu menurut Erna (31) warga Muaraenim, bahwa ia sempat kaget ketika akan berbelanja kebutuhan bumbu dapur terutama untuk cabe. Sebab sekitar seminggu yang lalu harga cabe masih normal Rp 35-Rp 40 ribu perkg, namun hari ini naik menjadi Rp 100 ribu perkg. Akibat tingginya harga cabe tersebut, ia terpaksa hanya menunda memasak masakan kesukaan keluarganya yang banyak menggunakan cabe, dan memilih menu masakan yang sedikit menggunakan cabe.
"Kita terpaksa ngerem beli cabe, jika tidak uang belanja bisa habis hanya untuk beli cabe saja. Mudah-mudahan saja minggu depan sudah normal kembali," ujarnya.(ari)
CAPTION FOTO :
Pedagang Cabe 1,2,3,4 : Tampak para pedagang Cabe lesuh darah menjual dagangannya karena harga cabe meroket sehingga sepi pembeli di pasar Inpres Muaraenim, Selasa (29/11).
(ari)

Inadi Tewas Dikeroyok Dua Bersaudara
MUARAENIM, SRIPO---Diduga salah paham, Inadi (44) warga Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Lubai, Muaraenim. Tanpa sebab yang jelas tewas dikeroyok oleh dua bersaudara Erwan (39) dan Khairul (37) yang masih tetangganya di Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Lubai, Muaraenim, Senin (28/11) sekitar pukul 14.30.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Selasa (29/11), kejadian bermula ketika korban Inadi tanpa sebab yang jelas mendatangi rumah pelaku Erwan yang masih tetangganya. Setelah tiba didepan rumah pelaku, korban langsung terlibat ribut mulut dengan pelaku Erwan dan puncaknya pelaku langsung memukul korban dengan tangannya tetapi dapat ditangkis oleh korban. Melihat kakaknya terlibat perkelahian dengan korban, adik pelaku yakni bernama Khairul tanpa pikir panjang dengan membawa sepotong kayu langsung ikut memukul korban berkali-kali dengan menggunakan kayu. Karena dikeroyok dan tidak bersenjata, korban terdesak dan menjadi bulan-bulan kedua pelaku sehingga menyebabkan kepala dan leher korban menderita luka lebam, bahkan korban terjatuh dengan mengeluarkan darah dari mulut dan telinga yang diduga akibat pukulan benda tumpul. Setelah tidak berdaya, kedua pelaku melarikan diri, sedangkan korban ditolong warga dan dibawa ke RS Prabumulih. Namun setelah dirawat beberapa jam, sekitar pukul 17.00, akhirnya korban menghembuskan nafas terakhir. Kemudian salah seorang keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lubai, dan petugas langsung melakukan pengejaran. Namun setelah melalui pendekatan persuasif akhirnya kedua pelaku menyerahkan diri dengan didampingi perangkat desa dan keluarganya ke Polsek Lubai.
Sedangkan menurut kedua tersangka Erwan dan Khairul, bahwa pihaknya mengaku belum mengetahui penyebab pasti korban yang marah-marah dan menantang untuk berkelahi. Sebab selama ini, mereka tidak merasakan ada kesalahan maupun hutang piutang dengan korban. Namun diakuinya, beberapa minggu terakhir, korban terlihat sinis dengan mereka terutama setiap berpapasan ataupun bertemu.
"Kami tidak tahu pasti apa alasannya. Makanya ketika ia datang ke rumah dan menantang berkelahi, saya emosi dan saya pukul," ujar Erwan.
Sementara itu Kapolres Muaraenim AKBP Hendra Gunawan, melalui Kapolsek Lubai AKP Bustomi didampingi Kasubag Humas AKP Arsyad Agus, membenarkan adanya kejadian tersebut. Saat ini, korban sudah disemayamkan, sedangkan kedua tersangka sudah diamankan bersama barang bukti satu potong kayu. Adapun luka-luka yang idderita korban dikepala dan sempat muntah darah dan keluar darah dari telinga. Untuk penyebab meninggalkan korban diduga akibat benturan benda tumpul dikepala.
"Kita belum tahu motifnya, sebab tersangka ditanya juga bingung penyebabnya, Namun kita akan periksa dari pihak istri korban, mungkin bisa tahu motifnya," ujar AKP Bustomi.(ari)
CAPTION FOTO :
Tersangka Erwan
Tersangka Khairul
Korban Inadi

Empat Wartawan Belum Lulus UKW
* Minta Wartawan Untuk Terus Tingkatkan Kualitas
MUARAENIM, SRIPO---Dari 21 wartawan yang mengikuti Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan oleh PWI Kabupaten Muaraenim yang bekerjasama dengan Pemkab Muaraenim, ternyata ada empat wartawan yang belum lulus dalam UKW.
"Dari 21 yang ikut UKW, hanya 17 yang lulus UKW, sedangkan empat orang belum bisa diluluskan," ujar Manajer UKW PWI Pusat Uyun Achadiat, disela-sela kegiatan penutupan UKW di aula Bappeda Muaraenim, Selasa (29/11).
Menurut Uyut, di Kabupaten Muaraenim ini adalah UKW yang 210, dan hingga sampai saat ini, jumlah wartawan di Indonesia yang tergabung dalam PWI berjumlah 6.427 orang. Sedangkan se-Indonesia sekitar 10 ribuan yang telah ikut UKW, yakni 6.427 melalu PWI, dan selebihnya melalui Aji dan IJTI. Wartawan yang ikut UKW yang dinyatakan kompeten sebagai jurnalis dibagi menjadi tiga kategori, yaitu wartawan muda, wartawan madya, dan wartawan utama. Sejak menjadi lembaga penguji pada tahun 2011 lalu, tingkat kelulusan peserta 85 persen diseluruh Indonesia.
"Kami ucapkan terimakasih atas dukungan dari pemerintah daerah dan para instansi sehingga kegiatan ini terselenggara. Dan bagi yang belum lulus untuk tidak putus asa namun terus belajar dan ikut lagi hingga sampai lulus," ujar Uyut yang enggan menyebutkan nama-nama wartawan yang tidak lulus tersebut.
Sedangkan menurut Ketua PWI Sumsel H Oktaf Riady, bahwa UKW di PWI sangat penting baik baik wartawan maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Dan hasil hari ini, membuktikan jika selama ini, ada oknum wartawan yang mengaku sudah senior dan merasa dirinya hebat, ternyata ketika mengikuti UKW belum ada apa-apanya dengan ilmu yang ia miliki tentang jurnalistik.
"Kita sama-sama belajar, jika ingin terus belajar, mudah-mudahan tidak tertinggal," ujar Oktaf.
Sedangkan dari perwakilan peserta UKW Lukman dari Palembang Pos, mengakui jika selama ini masih ada rasa ego yang tinggi dari para wartawan yang mengaku sudah hebat dalam hal pembuatan berita di lapangan, ternyata setelah mengikuti UKW, kehebatan tersebut tidak ada apa-apanya. Bergitupun katanya senior, sebab senior bukan dilihat dari usia namun dari segi penulisan. Dan ia merasakan manfaat yang sangat besar, dengan adanya UKW ini, bisa mengukur diri sejauhmana kemampuan kualitas penulisan selama ini.
"Kepada teman-teman yang tidak lulus untuk jangan putus asa dan terus mecoba untuk meningktakan kualitas diri," ujar Lukman.
Sementara itu Kabag Humas Rinaldo, bahwa pihaknya sangat menyambut baik dengan terselenggaranya UKW ini, meski ada empat orang yang tidak lulus dari 21 peserta yang ikut, itu berarti sekitar 75 persen wartawan yang bertugas di Kabupaten Muaraenim sudah berkompeten. Dan jika ditambah dengan wartawan yang sudah lulus UKW sebelumnya, mungkin di Kabupaten Muaraenim, wartawan yang paling banyak yang sudah lulus UKW. Dan mudah-mudahan kedepan bisa lebih profesionalitas dalam hal pembuatan pemberitaan.(ari)
CAPTION FOTO :
UKW 1,2 : Tampak para peserta UKW Muaraenim tampak serius mengikuti UKW Muaraenim, di Hotel Sintesa Muaraenim, Senin (28/11).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tiga Berita 9 Foto . Cek di WA utk brt Kasus"