DJP Tambah Tax Center Lagi

PALEMBANG, SRIPO -- Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah (Kanwil) Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kepulauan Bangka Belitung, Senin (21/11) kembali menambah satu lagi Tax Center di Kota Palembang.

Seperti biasa, Tax Center tersebut dihadirkan dalam ruang lingkup kampus yang ada di Palembang. Dimana harapannya, dengan hadirnya Tax Center akan menjadi wadah yang tepat bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan tentang perpajakan.

Tax Center sendiri merupakan pusat informasi, pendidikan dan pelatihan perpajakan yang mempunyai peran signifikan dalam peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban perpajakannya sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan kemandirian bangsa.

Disana, bisa dilakukan pelaksanaan sosialisasi perpajakan kepada civitas akademika dan masyarakat, Konsultasi perpajakan di lingkungan civitas akademika dan masyarakat, Dukungan narasumber dan sarana pendukung dalam kegiatan perpajakan yang dilaksanakan, Pelaksanaan pelatihan di bidang perpajakan kepada civitas akademika dan masyarakat, Penelitian bersama di bidang perpajakan, Kajian akademis atas peraturan perpajakan.

"Sebelumnya , kita sudah ada Tax Center di Kampus Bina Darma dan hari ini (kemarin-red) satu lagi yang kami resmi kan di Kampus PAP D3, Universitas Sriwijaya (Unsri)" ujar Kepala Kanwil DJP Sumsel dan Babel, M Ismiransyah M Zain atau akrab disapa Rendy.

Ia mengatakan, Disinilah nanti lahir calon pengusaha, pimpinan daerah, dan lainnya. Ditambahkan Rendy, kerja sama memang sengaja dilakukan sejak dini. Sebab, untuk menggenjot penerimaan pajak yang saat ini memang tengah getol dilakukan. Tak hanya di Sumsel-Babel. Namun juga seluruh Indonesia.

"Sudah banyak yang kampus yang dilibatkan," ujarnya.

Sementara itu, saat disinggung tentang perkembangan Program amnesti pajak periode ke dua ini, Rendy mengatakan, realisasi sudah mencapai Rp 826 miliar. Meskipun angka ini terbilang masih sedikit, namun pihaknya optimis jika pada momen last minute barulah akan mulai naik signifikan."

"Memang realisasi masih sedikit karena masyarakat masih suka bayar di ujung-ujung periode terakhir," tutupnya(cr26)