Menikmati Panorama Kota dari Ketinggian Bukit Sulap
BUKIT Sulap merupakan ikon Kota Lubuklinggau. Lokasinya yang berada ditengah-tengah kota, membuat bukit yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini mudah terlihat dari berbagai penjuru kota. Sebagai suatu ikon, kawasan Bukit Sulap kini disulap jadi lokasi wisata alam oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau. Lokasinya yang strategis memudahkan pengunjung untuk rekreasi ketempat ini.
Untuk menyulap kawasan bukit ini menjadi daya tarik destinasi, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah setempat. Seperti membangun berbagai objek dan fasilitas penunjang layaknya sebuah tempat wisata. Salah satu fasilitas wisata yang kini sedang dalam pembangunan adalah inclinator atau kereta miring.
Inclinator dibangun sebagai sarana bagi atlit sepeda gunung untuk membawa sepeda keatas bukit. Seperti diketahui, kawasan Bukit Sulap, merupakan salah satu lokasi lomba balap sepeda gunung. Treknya yang menantang menjadikan lokasi ini kerap dijadikan ajang balap sepeda gunung. Beberapa kali, even balap sepeda gunung skala internasional digelar dilokasi ini. Sehingga, keberadaan inclinator sangat membantu para atlit untuk membawa sepedanya keatas bukit. Dengan adanya inclinator atlit tak perlu lagi bersusah payah memanggul sepeda keatas, cukup naik inclinator.
Even balap sepeda gunung ini tak setiap tahun digelar. Sehingga, inclinator ini bisa dimanfaatkan masyarakat atau pengunjung yang datang ke lokasi wisata Bukit Sulap. Pengunjung bisa menikmati panorama kota dari ketinggian, dengan naik inclinator. Saat ini, pembangunan inclinator belum selesai. Masih dalam tahap penyelesaian shelter C. Rencananya pemerintah setempat akan membangun empat shelter dan dibagian puncak diujung shelter, akan dibangun sarana wisata pendukung lainnya, seperti gazebo dan lainnya.
Karena pembangunan fasilitas inclinator masih dalam tahap penyelesaian, maka belum terlalu dibuka untuk umum. Hanya bagi masyarakat atau pengunjung yang ingin mencoba naik inclinator, bisa datang ke lokasi wisata Bukit Sulap. Biaya sekali jalan sekitar Rp10 ribu. Dari shelter A ke Shelter B panjangnya 260 meter dengan kemiringan 22 derajat. Dari shelter B ke shelter C panjangnya 180 meter dengan kemiringan lebih terjal, yaitu 35 derajat.
"Untuk sementara ini, untuk masyarakat umum hanya bisa naik ke shelter B, karena shelter C masih dalam tahap penyelesaian," ungkap Yayan, Kasubag Humas Pemkot Lubuklinggau.
Saat naik inclinator, pengunjung disuguhkan pesona panorama kota. Pemukiman warga dan panorama pemandangan alam menghijau, terlihat jelas dari dalam box inclinator. Sembari perlahan-lahan naik kereta miring tersebut, mata dimanjakan dengan keindahan ciptaan tuhan nun dikejauhan. Pemandangan alam dan panorama kota akan makin jelas terlihat dari bangunan shelter, atau "terminal" inclinator. Dari shelter yang cukup luas dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang wisata ini, sambil menikmati panorama perkotaan, pengunjung juga bisa menikmati aroma alam sekitar.
Menurut Yayan, Kasubag Humas Pemkot Lubuklinggau, pemerintah berencana membangun inclinator hingga bisa mencapai puncak bukit. Diujung inclinator atau di shelter terakhir, akan dibangun undakan tangga untuk mencapai puncak. Sehingga nantinya pengunjung bisa lebih leluasa menikmati keindahan dan panorama alam dari setiap bagian bukit.
"Dibagian puncak bukit, nanti ada areal yang akan dibangun fasilitas wisata, seperti misalnya gazebo, atau tempat istirahat bagi pengunjung, sambil menikmati panorama dan pemandangan alam," ujar Yayan. (ahmad farozi)
Ket foto
1. Inclinator di Bukit Sulap
2. Panorama alam dan perkotaan terlihat dari ketinggian Bukit Sulap.
3. Penari menari dipelataran yang ada di puncak bukit sulap (foto humas).
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.
0 Response to "Berita travel minggu"
Post a Comment