Budaya Adat Lamaran Kayuagung Tetap Bertahan
KAYUAGUNG, SRIPO -- Tradisi adat budaya lamaran Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sekarang ini tetap bertahan. Lantaran, Pemerintah Kecamatan Kayuagung, tetap berupaya untuk melestarikan upacara pernikahan dengan tradisi arak-arakan yang diiringi musik tradisional tanjidor.
Lamaran di Kota Kayuagung sampai menuju kejenjang pernikahan sendiri, ada yang masih menjalankan cara adat, dan ada juga yang melanjutkan pernikahan tidak memakai adat disebabkan sepasang pengantin tersebut, sama-sama kurang mampu. Lain halnya, sepasang pengantin berbeda suku dan lain kecamatan. Atas kesepakatan bersama keluarga besar, sehingga tali perkawinan diambil tengah tidak menggunkan adat sama sekali dan putus hanya dengan ketip, atau yang menikahkan.
Berjalannya adat lamaran sampai kepernikahan itu, bisa saja terjadi apabila sesama suku sehingga bisa menjalankan adat. "Sekarag ini, adat lamaran nyaris punah, namun pemerintah kecamatan terus berupaya melestarikan adat kayuagung," kata Camat Kayuagung Dedy Kurniawan SSTP pada wartawan, Sabtu (19/11).
Lamaran dan perkawinan banyak perbedaannya sekarang ini, karena pasangan pengantin lain daerah maupun suku. Sehingga terjadinya akulturasi dan perubahan-perubahan antar kebudayaan, yang mengakibatkan dalam satu daerah terdapat pola adat perkawinan yang memiliki tingkatan atau macam-macam bentuk upacara pernikahan.
Masih kata Dedy, secara teoritis perubahan kebudayaan berkaitan erat dengan perubahan pola kebutuhan masyarakat pendukung kebudayaan itu, yaitu kebutuhan biologis, sosiologis, dan psikologis, secara sederhana dapat dikaitkan bahwa kebudayaan selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi pada kebutuhan hidup masyarakat.
Baik itu sendiri disebabkan oleh penetrasi kebudayaan luar kedalam kebudayaan sendiri atau karena terjadi orientasi baru dari kalangan intern masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri. "Bisa juga tidak berjalannya adat perkawinan, karena sepasang pengantin kurang mampu," tutur Dedy.
Diibaratkan Dedy, terdapat pada masyarakat Kayuagung sendiri yang tidak menjalankan adat lamaran hingga perkawinan, karena tidak mampu. Bagi yang mampu, bisa menjalankan lamaran hingga menjelang pernikahan itu bisa menelan waktu berminggu-minggu. Dan bagi pengantin perempuan wajib menyiapkan peralata, perabotan rumah tangga hingga seperangkat alat sholat. "Untuk pengantin pria hanya menyediakan rumah kosong dan seluruh isi pengantin wanita yang menyiapkannya," tutur Dedy.
Diungkapkan Dedy, dahulunya upacara adat pernikahan yang dilakukan dengan cara pernikahan mabang handak, akan tetapi pada masa sekarang upacara pernikahan seperti itu sudah jarang dipakai masyarakat, karena sudah banyak memakai upacara adat pernikahan kawin begorok dan kawin sepagi.
Hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan lingkungan.
Upacara pernikahan seperti ini terbilang unik. Dikatakan unik karena sistem adat perkawinannya mempunyai beberapa macam atau bentuk upacara perkawinan, akan tetapi walaupun demikian, peradabannya tetap bernuansa Islam.
Ditambahkan Kadis Pariwisata Amiruddin, apabila calon pengantin laki-laki berasal dari keluarga miskin yang berkepribadian luhur. Persyaratan itu diantaranya pihak calon laki-laki harus menyediakan semacam kereta hias yang dibentuk menyerupai naga yang disebut dengan juli, sebab nama pengantin perempuan beranama Juliah.
Kereta hias tadi dipergunakan untuk membawa kedua orang tua calon pengantin laki-laki yang bertandang ke rumah pengantin perempuan setelah ijab Kabul. Untuk pengantin laki-laki dan perempuan diapit oleh kedua orang tuanya diarak keliling kampung. Berkat keluhuran budi keluarga mempelai laki-laki, semua permintaan keluarga mempelai perempuan ini dapat dipenuhi. Inilah asal muasal budaya midang yang masih dilestarikan sampai saat ini bagi yang mampu. (mbd)
Macam-macam atau bentuk adat perkawinan di Kayuagung
1. Kawin sepagi adalah prosesi adat perkawinan yang dilaksanakan secara simple atau dengan cara sederhana. Maksudnya adalah dengan terlaksananya acara ijab qobul saja itu sudah cukup, dan dirayakan secara sederhana tidak melibatkan rangkaian atau prosesi lainnya.
2. Kawin Begorok adalah prosesi adat perkawinan yang dilaksanakan dengan rangkaian acara biasa, yang melibatkan kaum kerabat, tetangga dan handai taulan.
0 Response to "Berita OKI"
Post a Comment