Ramel : Porprov Pembinaan Bukan Prestise
//Kembalikan Porprov Ke Relnya
PALEMBANG, SRIPO---Perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) saat ini dinilai sudah kebablasan dan melupakan misi sebenarnya sebagai tahap pembinaan atlet Sumatera Selatan. Multievent setingkat Provinsi antar Kabupaten dan Kota ini tidak lagi mengejar prestasi secara baik, tapi lebih kepada pencapaian prestise.
Untuk itu, menurut Wakil Binpres KONI Sumsel, Drs Syamsuramel Mpd ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengembalikan Porprov sebagai tahap pembinaan. Mulai dari pembatasan umur, pembatasan bagi atlet yang telah berprestasi secara nasional, hingga penyamaan bonus disetiap daerah.
"Jadi memang tidak bisa dipungkiri, kalau bicara prestasi selalu saja diiringi prestise. Tapi sekarang sudah kebablasan. Karena itu, misi sebenarnya dari Porprov harus kembali dikuatkan. Apakah ini Porprov pemersatu, Porprov pembinaan, atau Porprov prestasi. Jika betul misinya untuk pembinaan seyognya nya tidak terlalu mengejar prestasi," ujar Ramel, Jumat (28/10)
Menurut Ramel, saat ini dilihat setiap atlet khususnya yang telah berprestasi berbondong-bondong pindah ke satu daerah yang bonusnya besar. Itu sebenarnya normal. Tapi, yang salahnya sehingga membuat atlet bukan lagi mengejar prestasi secara utuh. Terlebih ke 'money oriented'. Langkahnya bisa dengan pembatasan umur.
"Jadi bisa kita batasi, misalnya 21 tahun kebawah untuk semua cabor. Jadi atlet diatas itu tidak boleh lagi. Kedua, bisa dengan atlet yang pernah mendapat medali emas di nasional atau internasional tidak boleh turun. Atau masalah bonus yang dikejar atlet nominalnya diratakan atau bila perlua tidak ada. Karena orientasinya adalah pembinaan," tuturnya
Menurut Ramel, jika hal itu di wujudkan bukan tidak mungkin Porprov akan kembali jadi kepada relnya. Karena, dari Porprovlah diharapkan atlet-atlet dari daerah dapat memperlihatkan kemampuanya. Sehingga persaingan atlet untuk menuju nasional lebih ketat.
"Kalau banyak dari bawah, kita akan bertambah sumber daya atlet. Kalau saat ini yang dilihat hanya atlet-atlet itu saja. Regenerasi seakan berjalan lambat. Padahal, itu karena atlet yang dari junior merasa tidak ada kesempatan melawan senior mereka," katanya
Ditanyai dengan isu ditundannya Porprov 2017. Ramel menilai, jika selayaknya Porprov tidak perlu ditunda. Hanya saja, aturanya yang diperbaiki. Jika selama ini demi prestise yang banyak menghamburkan dana besar, bisa jadi itu ditekan dengan dilaksanakan apa adanya.
"Tidak mesti mewah. Yang penting bisa dilaksanakan dan aman bagi atlet. Kalau mengejar mewah, memang akan sangat berat," pungkasnya. (cr10)
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
0 Response to "Ramel : Porprov Pembinaan Bukan Prestise //Kembalikan Porprov Ke Relnya"
Post a Comment