Buy and Sell text links

Forum Pemred-Unsri-Gapki Jalin Kerjasama---upper

Forum Pemred-Unsri-Gapki Jalin Kerjasama---upper
Bahas Masa Depan Bisnis Sawit

PALEMBANG, SRIPO--Forum Pemred Palembang bekerjasama dengan Universitas Sriwijaya dan Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menjalin kerjasama dengan menyelenggarakan seminar bertema masa depan bisnis sawit.
Seminar ini diselenggarakan menyusul fluktuatifnya bisnis kelapa sawit, padahal industri kelapa sawit menyedot tenaga kerja khususnya di pelosok daerah Sumsel lebih dari 500 ribu orang. Diharapkan seminar ini bisa memberikan rekomendasi bagi pemerintah dan perusahaan untuk masa depan bisnis sawit yang lebih baik.
Demikian hasil pertemuan antara Ketua Forum Pemred Palembang Hadi Prayogo dengan Rektor Unsri Prof Dr Ir Anis Saggaff MSCE, di rumah dinas rektor, Sabtu (8/10) malam. Hadi didampingi anggota forum lainnya yakni Indra Goeltom dan Maspriel Aries.
Silaturahmi sesuai sholat Isya berjamaah di masjid depan rumah rektor berlangsung dua jam diselingi makan malam Mie Jawa dan Bandrek Madura. Selain bahas seminar sawit pembicaraan juga melebar ke strategi yang diterapkan Anis Saggaf agar Unsri menuju World Class University (WCU).
Dijelaskan Hadi, pihaknya beberapa waktu lalu sudah berkomunikasi dengan Gapki Pusat yang memang memiliki program safari ke berbagai kota untuk menyelenggarakan seminar tentang sawit. "Tanggapan positif Pak Anis segera saya sampaikan Gapki,"kata Hadi.
Menurut Anis, pihaknya menyambut baik rencana kerjasama dengan Forum Pemred Palembang ini bahkan diupayakan untuk masuk dalam agenda Dies Natalis, akhir Oktober mendatang. "Kami dari akademisi siap dan akan memberikan rekomendasi bagi pemerintah dan swasta sehingga bisnis kelapa sawit bisa bangkit kembali, ini sudah menjadi tugas perguruan tinggi," jelasnya.
Menurut Anis seharusnya riset dari perguruan tinggi dipergunakan pemerintah dan perusahaan sehingga perusahaan tidak mengandalkan riset maupun penemuan dari luar negeri. "Dalam hal ini pemerintah mesti punya aturan yang mewajibkan perusahaan swata dan juga milik pemerintah menggunakan riset dan penemuan perguruan tinggi dalam negeri," paparnya.
Turun ke Daerah
Dalam kesempatan itu Anis juga mengungkapkan dirinya sering turun ke kabupaten atau atau kota di Sumsel untuk memberikan pencerahan bagi kepala daerah maupun masyarakat di daerah agar menempuh pendidikan secara mudah khususnya untuk program pasca. "Masyarakat di daerah sulit kuliah pasca karena jarak jauh ketika harus praktik di Lab Unsri. Sekarang sudah saya rubah, Lab bisa menggunakan lokasi tempat mahasiswa pasca bekerja. Sehingga ilmunya bisa digunakan untuk pekerjaannya," kata Anis yang mengaku tidak malu meski eselonnya lebih tinggi dari bupati atau walikota harus turun ke daerah menjelaskan reformasi Unsri.
Anis mengakui saat ini Unsri memang masih menyandang akreditasi B. "Tetapi sedang kita urus, hampir A," tegasnya. Akreditasi A agar bisa diakui dunia. "Misi kami jadikan WCU. Proses pembenahan demi mewujudkan cita-cita itu terus dilakukan".
Dikatakan, ada beberapa syarat belum terpenuhi untuk mencapai akreditasi tertinggi itu. Yakni jumlah jurnal yang berhasil dibuat dan dipublikasikan para dosen. Dengan 1.000 dosen yang ada, tiap tahun hampir 400 jurnal yang dihasilkan. "Tidak mudah menghasilkan jurnal yang bisa dipublikasikan," ungkapnya.
Anis mengatakan, banyak universitas di luar negeri bisa jadi contoh. Misalnya negara tetangga, Malaysia. Secara rata-rata, kemampuan menulis para dosen di sana lebih baik dibanding Indonesia. "Tidak ada salahnya belajar yang baik dari orang lain, jangan apriori kalau nyatanya tidak bisa berbuat lebih baik," ujar Anis yang pernah meraih juara Qori terbaik nasional ini.
Ditambahkan Anis, ada sejumlah universitas di Malaysia yang menduduki peringkat di bawah 500 dunia. Sedang di Indonesia, tidak ada satu pun di peringkat tersebut. Hanya ada satu, itu pun di peringkat 800-an. Semua terlempar di atas peringkat 1.000.
Dijelaskan, usaha yang dilakukan tak hanya dengan peningkatan akreditasi. Para dosen Unsri juga harus di-upgrade agar kualitasnya makin baik. Demikian juga mahasiswa terus digenjot sehingga 7 (tujuh) semester bisa lulus, kalau melanjutkan ke pasca menempuh lagi tiga semester dan seterusnya. "Mahasiswa semester tiga sudah boleh berkonsultasi tentang risetnya nanti. Hanya Unsri yang melakuka wisuda setiap tahun enam kali," kata Anis sambil menyebut pihaknya menginginkan jumlah mahasiswa masuk sama dengan jumlah lulusan sarjana tiap tahunnya.
Dan ke depan jumlah mahasiswa Unsri sebanyak 40 persen adalah mahasiswa pasca sarjana sedangkan 60 persen menempuh sarjana (S1). Dari 40 persen mahasiswa pasca seharusnya 60 persen jenjang S3 dan 40 persen jenjang S2.
Karena itu Anis juga menawarkan para Pemred untuk menempuh S3 kalau sudah menyandang S2 dan menempuh jenjang S2 kalau baru meraih gelar S1. " Nanti kami coba bantu kuliah cukup satu setengah tahun dan labnya adalah tempat kerja masing-masing Pemred," tegasnya.
Tawaran ini disambut Hadi Prayogo yang juga Kepala Newsroom Sriwijaya Post-Tribun Sumsel dan berjanji akan menyampaikan kepada para pemimpin media yang tergabung dalam Forum Pemred Palembang. (cr9)








Dikirim dari iPad saya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Forum Pemred-Unsri-Gapki Jalin Kerjasama---upper"