Proyeksi single fokus
Alex : Jangan Saling Menyalahkan
//Evaluasi Besar-Besaran Olahraga Sumsel
PALEMBANG, SRIPO--Olahraga Sumatera Selatan kini berada dititik nadir paling rendah dalam pencapaian prestasi ditingkat Pekan Olahraga Nasional (PON). Alih-alih memperbaiki posisi dan menambah perolehan medali, di PON XIX Jabar Sumsel jauh melorot ke posisi 30 besar, tepat di posisi 21 dengan raihan 6 emas, 11 perak 14 perunggu.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel yang juga Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, akhirnya angkat bicara terkait hasil PON Jabar kemarin. Menurut Alex usai pelantikan PBSI di griya Agung, Minggu (2/10) evaluasi besar-besaran akan dilakukan untuk mendongkrak prestasi olahraga Sumsel. Apalagi, target untuk mencapai 10 besar jauh meleset.
Menurutnya prestasi yang semakin buruk pada PON XIX Bandung Jawa Barat beberapa waktu lalu, setidaknya menjadi catatan tersendiri bagi dirinya sebagai ketua umum KONI Sumsel, maupun bagi semua pengurus cabang olahraga.
Ditegaskan Alex memang pada saat PON Bandung banyak terjadi kecurangan-kecurangan atau ditemui Venue yang tidak layak namun tentu itu bukanlah menjadi alasan bagi Sumsel untuk meraih prestasi dan bersaing dengan daerah lain.
"Memang banyak hal-hal yang tidak baik, ribut hampir disetiap venue pertandingan yang tentu merugikan bagi para atlet bukan hanya atlet Sumsel saja, namun tapi atlet lain, tapikan atlet daerah lain malah dapat emas banyak," urainya
Jadi yang penting itu kata Alex, setiap atlet memiliki jiwa petarung, sebab kalau memiliki jiwa petarung maka dia akan siap dimanapun dan dalam kondisi apapun, termasuk menghadapi kecurangan lawan.
Oleh karenanya Ketua Umum KONI Sumsel sekaligus Gubernur Sumsel ini menyampaikan yang sudah harus jadi pelajaran, dan kedepan akan segera melakukan perbaikan dan pembinaan yang maksimal.
"Kita tidak mungkin akan menyalahkan satu sama lain, tapi kita akan lakukan koodinasi mempersiapkan lanhkah kedepan," katanya.
Disinggung mengenai anggapan banyak orang bahwa Sumsel hanya mampu menjadi penyelenggara event besar olahraga dan tak mampu mencetak atlet handal padahal memiliki sarana olahraga terlengkap dan bersdtandar internasional, Alex akui itu memang benar tapi kedepan ia berjanji akan berusaha untuk bisa mengimbanginya.
" Ya saya akui memang begitu adanya, kita hanya sibuk menjadi penyelenggara even besar dan membangun sarana olahraga yang memiliki kualitas terbaik, tapi kita lengah melakukan pembibitan atlet," jelasnya.
Dengan dukungan semua pihak terutama pengurus cabor, diharapkan kedepanya pembinaan akan berjalan dengan baik, sehingga akan ada pengkaderan atlet dan prestasi yang diharapkan akan sama-sama diraih.
Seperti diketahui pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar, Tuan rumah tampil sebagai juara umum dengan 217 emas, 154 perak, dan 158 perunggu. Hasil memuaskan tuan rumah tersebut tentu berbanding terbalik dengan raihan kontingen PON Sumsel. Sumsel sendiri ketika PON 2004 berhasil mencatatkan rekor terbaik dengan meraih 30 medali emas dan masuk dalam jajaran lima besar, Provinsi peraih medali terbanyak.
Tapi, tidak menjadi tuan rumah di tahun 2008 PON Kaltim, Sumsel langsung terpental dengan 12 emas 11 perak dan 17 perunggu menduduki posisi 14 besar, di tahun 2012 PON Riau perolehan medali kian terpuruk dan hanya meraih 10 emas 14 perak dan 29 perunggu, meskipun posisi naik menjadi 13.
Di PON Jabar 2016 Sumsel lebih buruk hanya mampu finish diposisi 21 dengan perolehan 6 emas, 11 perak, 14 perunggu.
Dengan megahnya fasilitas Jakabaring Sport City (JSC), beberapa kali menggelar event sekelas Internasional, dan terus berkembang dari 2004 silam, selayaknya Sumsel juga telah berhasil melahirkan generasi terbaik seperti 2004, atau prestasi 2004 hanya karena Sumsel tuan rumah semata. Faktanya, setelah 10 tahun pembinaan, Sumsel masih diragukan apakah bisa mengulang sejarah manis tersebut, atau bahkan melampauinya.
Miskinnya bahan baku atlet, alasan kurangnya dana, alat dan fasilitas masih menjadi 'tersangka utama' yang selalu dipersalahkan. Belum baiknya pembinaan dan regenerasi, tidak segaris lurus dengan euforia penyelenggaraan event sekelas Internasional di JSC.
Peran pelatih yang dituntut memanfaatkan optimal fasilitas olahraga terbesar se Indonesia tersebut, kini mulai ditagih. Begitu juga peran KONI, sebagai payung pembinaan dan kordinasi olahraga Sumsel. Banyaknya program sejak tahun 2004, mulai dari Sumsel Bangkit, Sumsel Emas, Hight Performance Program (HPP), Sumsel Cemerlang dan kini menjadi Sumsel Gemilang, merupakan langkah nyata dari niatan baik untuk membenahi olahraga di Sumsel. Namun fakta berbicara lain, prestasi Sumsel belum juga membaik, dan sejajar dengan Provinsi yang jauh fasilitasnya dari Provinsi terkaya ke lima se Indonesia ini. (cr10)
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
0 Response to "Alex : Jangan Saling Menyalahkan //Evaluasi Besar-Besaran Olahraga Sumsel"
Post a Comment