Penyaluran KUR Masih Temui Kendala
PALEMBANG, SRIPO -- Sejumlah kendala masih ditemui dalam proses penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (KUR), salah satunya adalah masih minimnya jaringan bank.
Kepala Progam Studi Magister Manajemen Universitas Bina Darma Rubin Ibnu Zainal Ph.D mengungkapkan, KUR untuk sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah seharusnya dikembangkan, sebab dari data, selama ini 98 persen usaha di Indonesia masih bergerak di bidang UMKM, sementara kontribusinya terhadap PDB berkisar 57 persen dan serapan tenaga kerjanya hampir 60 persen.
"Dari data yang saya dapat, untuk realisasi penyaluran sejauh ini di Sumsel masuk kecil berkisar Rp1,6 triliun. Jumlah ini jauh kalah jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Sulawesi atau Kalimantan," katanya, usai menjadi pembicara di acara Fokus Group Diskusi perbankan Senin (26/9).
Guna mendongkrak penyaluran kur, salah satu hal yang bisa dilakukan perbankan adalah memperluas akses masyarakat mendapatkan layanan perbankan, tentu dengan cara menyediakan jaringan kantor hingga pelosok. "Dari enam bank penyalur KUR sejauh ini baru BRI yang sudah memiliki jaringan yang kuat hingga ibukota kecamatan," jelasnya
Menurut Rubin, setiap tahunnya pemerintah terus melakukan revisi aturan penyaluran KUR agar bisa menyentuk semua lapisan masyarakat termasuk di setiap pelosok desa. Sektor yang paling krusial yang akan dikembangkan pemerintah adalah sektor pangan, tentu keberadaan usaha ini penyebarannya banyak di pelosok daerah.
"Sejauh ini, bank yang sudah memiliki jaringan kantor hingga ke ibu kota Kecamatan baru Bank Rakyat Indonesia (BRI), sementara beberapa bank lain termasuk BUMN seperti Bank Mandiri, BNI baru memiliki jaringan di kota-kota besar. Bank Mandiri beberapa tahun ini mulai eksis mengembangkan jaringan kantor mikro hingga ke kecamatan, namun intensitasnya masih belum merata" tuturnya
Sementara itu, Mikro Banking Head Bank Mandiri Regional II Toto Suprihadi mengungkapkan, untuk meningkatkan pemerataan distribusi penyaluran KUR, Bank Mandiri sudah menggandeng Koperasi baik yang ada di perusahaan perkebunan atau di pedesaan, sebab yang mengetahui inisial dan seluk beluk calon debitur adalah mereka. Sejauh ini pola ini cukup sukses, namun tidak semua daerah bisa dilakukan kerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD)
Untuk terus menjaga pemerataan, sejak tahun lalu, Mandiri sudah mulai eksis membuka jaringan kantor di daerah transmigrasi. "Sebab biasanya setiap ada derah transmigrasi maka potensi ekonomi yang ada di sana adalah pangan, baik itu sayuran, atau padi," kata Toto
Menurutnya, sudah ada beberapa darah transmigrasi yang dibuka akses jaringan kantor mikro, seperti di Sungai Lilin, Keluang, Bayung Lincir, Ogan Ilir, Pedamaran Belitang hingga Tugu Mulyo OKI. "Sejauh ini kami sudah memiliki 74 cabang mikro di Sumsel, kami akan terus mencari darah potensial untuk dibuka jaringan mikro," katanya
Sektor pertanian pangan masih menjadi fokus perhatian Bank Mandiri dalam mengucurkan KUR, sektor ini akan didukung oleh ritel dan perdagangan di perkotaan dan daerah. "Pertanian menjadi sektor yang cukup bagus untuk menjadi target penyaluran KUR, selain mendukung progam swasembada pangan, Pertanian pangan selama ini kredit macetnya juga terjaga," ujarnya
Bank Mandiri memastikan untuk proses pengajuan KUR tidak terlalu sulit, untuk pengajuan Rp25 juta jika persyaratan sudah lengkap maka 2-3 hari sudah bisa cair.
Toto juga menjelaskan, untuk penyaluran kredit UMKM di Bank Mandiri Region 2 Sumatera 2 telah berada di angka Rp10,9 Triliun (YoD) dengan sektor yang paling mendominasi datang dari perdagangan dan pertanian.(cr26)
0 Response to "Penyaluran KUR Masih Temui Kendala"
Post a Comment