Dorong Inovasi Produk Bahan Baku Karet
PALEMBANG, SRIPO -- Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup strategis dalam kegiatan perekonomian Indonesia, terlebih untuk di wilayah Sumatera Selatan.
Namun sayangnya, perkembangan harga jual karet dipasaran tak kunjung menunjukan angin segar. Untuk itulah, menurut Pengamat Ekonomi, Yan Sulistyo, bukan waktunya lagi pemerintah mengandalkan industri ban dari komoditas ini, tetapi mulai mengembangkan industri campuran bahan karet yang mudah diolah (compound).
"Inovasi produk bahan baku karet sudah tak bisa ditunda-tunda lagi. Dulu kan ada pabrik ban tapi tutup sekarang, kenapa tidak undang investor untuk kembali buka pabrik itu agar produksi karet alam lokal bisa dimanfaatkan lagi. Petani pun bisa bernafas lega. Atau pihak terkait menggalakkan inovasi produk terbaru yang bisa juga menjadi nilai lebih. Semuanya perlu campur tangan dari pemerintah, agar kondisi ini tak berlarut-larut," ungkapnya, Selasa (2/8)
Hal senada juga diutarakan Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy. Menurutnya dengan adanya inovasi produk bahan baku karet akan jadi nilai tambah dan memberi efek positif bagi petani dan pengusaha karet.
"Sekarang ini saja karet alam itu tak hanya jadi bahan baku pembuatan ban, tapi juga campuran aspal. Jika inovasi produk semakin lebar, misalnya buat mebel, produk rumah tangga dan lainnya, maka tentunya kondisi seperti sekarang ini akan bisa teratasi, para pelaku usaha karet pun akan terbantu" tuturnya.
Selain itu, Alex mengatakan, pemerintah juga harus berperan aktif untuk lebih meningkatkan penggunaan karet domestik.
Menurutnya, saat ini perkembangan karet belum menunjukan hasil yang menggembirakan, pasalnya harga karet saat ini berada di angka USD 1,28 atau sekitar Rp 14.200 untuk harga jual yang diterima di pabrik.
"Kalau kondisi karetnya 100 persen bersih petani bisa dapatkan harga Rp 14.200 perkilo, namun jarang bisa dapatkan kondisi 100 persen, paling sekitar 60-70 persennya saja. Untuk itu, kami juga menghimbau bagi petani untuk menjual karet ke pabrik dalam kondisi bersih sehingga harga jualnya pun tinggi," ungkapnya.
"Sedangkan untuk harga di tingkat petani kabarnya sekitar Rp 4000-5000 perkilo," tambah Alex.
Sementara itu, terkait dukungan Presiden Jokowi atas peremajaan karet disambut baik oleh pihak Gapkindo. "Dengan bibit unggul diharapkan produksi karet domestik akan lebih baik, Seperti di Vietnam misalnya. Di sana, 1 Ha kebun karet bisa hasilkan 2,5 Ton karet pertahun, sedangkan di sini 1 Ha kebun hasilnya 800 Kilo pertahun. Kuncinya ada pada bibit," tutupnya.(cr26)
0 Response to "Dorong Inovasi Produk Bahan Baku Karet"
Post a Comment