Buy and Sell text links

Berita OKI


OKI Targetkan Anak Kurang Gizi Turun
KAYUAGUNG, SRIPO –
Ada penurunan angka anak kurang gizi atau anak penderita stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dari tahun 2015 mencapai 43 persen kini menjadi 20 persen saja di tahun 2016. Berdasarkan penilaian dari Dinas Kesehatan bersama Millenium Challenge Account (MCA).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, HM Lubis MKes, Selasa (9/8) mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI sudah membuat rancangan Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah (RAPGD) dan sudah  berjalan. "Dengan kerja keras bersama, didukung oleh berbagai pihak salah satunya MCA, kita targetkan sampai akhir 2016 angka anak stunting turun menjadi 20 persen dari angka 43 persen ditahun 2015 lalu," kata Lubis.

Disebutkan Lubis,  review kebijakan startegis dan rencana aksi nasional bidang pangan dan gizi di Kabupaten OKI, di ruang rapat bende seguguk I, Setda OKI, akan terus di jalankan.
Dalam program peningkatan gizi anak di Kabupaten OKI, bahwa hampir seluruh kecamatan akan menjadi sasaran. "Beberapa kecamatan yang menjadi fokus sasaran diantaranya Kecamatan Tanjung Lubuk, Kecamatan SP Padang, Jejawi dan Pedamaran, karena beberapa kecamatan tersebut rawan terjadi stunting karena lingkunganya masih ada yang kurang bersih sehingga menjadi sasaran kita," ujar Lubis.

Untuk itu, lanjut Lubis,  sepanjang 2015, ada 24 kader Posyandu dan PNPM Generasi di OKI yang mendapatkan Pelatihan Pemberian Makanan Bayi dan Anak yang tepat. Sementara untuk sanitasi total berbasis masyarakat sasarannya adalah 36 desa, 12 Puskesmas dan 8 Kecamatan.
Menurutnya, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
"Stunting bukan disebabkan faktor keturunan, namun masalah itu terjadi kurangnya asupan gizi kepada anak mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun," tutur Lubis.
Prof Endang Laksiminingsih Achadi MPH selaku narasumber dalam pelaksanakan review tersebut mengungkapkan bahwa masalah gizi tidak bisa hanya diselesaikan oleh kesehatan. Tetapi juga sektor lain dan keterkaitannya juga tidak hanya pangan.
"Seperti permasalahan sanitasi yang merupakan tanggung jawab PU. Kemudian pangan melalui Dinas Pertanian, maupun pendidikan perempuan," ungkapnya disela- sela kegiatan berlangsung.
Adanya review kata Prof Endang, melihat apakah dalam rencana aksi yang dibuat oleh pemerintah daerah itu sektor lain sudha termaktub secara jelas. Apalagi masalah gizi sangatlah penting. Terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan .

"Bila terjadi kekekurangan gizi maka bisa berdanpak saat dewasa. Seperti rentan penyakit  maupun kecerdasannya kurang optimal," ungkap Guru Besar dari Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. (mbd)

 

SRIPO/MAT BODOK

RAPAT -- Review kebijakan startegis dan rencana aksi nasional bidang pangan dan gizi di Kabupaten OKI, Selasa (9/8) di ruang rapat bende seguguk I, Setda OKI, dibuka oleh Sekda OKI H Husin SPd MSi dan sebagai narasumber Prof Endang Laksiminingsih Achadi MPH

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Berita OKI"