//Terkait Minyak Solar Dijual Murah
//Sumur Peninggalan Belanda Diolah Masyarakat
SEKAYU, SRIPO--Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) akan melakukan penelusuran terkait harga minyak solar yang dijual dengan harga murah di Simpang Bayat, Kecataman Bayung Lencir, Muba. Penelusuran tersebut dilakukan untuk mengetahui dari mana asal-asal usul minyak tersebut kenapa bisa dijual dengan harga murah.
"Ya, saya sudah mendapatkan informasi terkait minyak solar yang dijual dengan harga Rp.3000 perliter di kecamatan Bayung Lencir. Untuk itu kita akan menerjunkan tim secara langsung dalam menelusuri asal muasal minyak tersebut dari mana," kata Kepala Distamben Muba, Hendriyadi, ketika dihubungi, Kamis (5/5).
Tim yang akan diterjunkan kelapangan untuk melakukan penelusuran terkait minyak tersebut, terdiri dari BLHPP, kecamatan, dan Distamben. Rencananya tim tersebut akan bergerak pada Senin (9/5), dalam menelusuri minyak tersebut dari mana asalnya.
"Saya juga sudah berkoordinasi dengan Badan Pelaksanaa Hilir (BPH) Migas dan Pertamina EP1 Ramba, terkait adanya minyak solar dijual dengan harga murah tersebut. Apabila sudah berkoordinasi secara langsung tersebut kita harapkan adanya tindakkan mengenai permasalahan ini, karena minyak yang dijual dengan harga murah otomatis sudah menyalahi aturan yang ada," ujarnya.
Apabila sudah ada hasil dari penelusuran tersebut kita akan melakukan koordinasi tersebut. Karena apabila teknis yang salah dalam melakukan pengelohan dan pemasakkan tersebut, seharusnya penegak hukum yang bisa mengambil tindakkan tergas akan hal tersebut.
"Harga minyak yang murah tentunya sangat tidak bagus sekali untuk kendaraan, saya juga sudah menghubungi teman saya yang mememakai solar tersebut katanya mesin cepat panas. Oleh karena itu setelah tim yang kita terjunkan mendapatkan data dilapangan, maka kita akan menentukan langkah selanjutnya," jelasnya.
Sementara itu, Kades Pangkalan Bayat, Samsons, menuturkan bahwa di desanya terdapat beberapa sumur peninggalan belanda yang diolah masyarakat secara tradisional. Sedangkan sumur peninggalan belanda tersebut berada lebih jauh sekitar 30 KM dari desa pusat desa.
"Disini terdapat sumur peniggalan belanda yang diolah secara tradisional oleh masyarakat. Sumur peninggalan belanda tersebut terdapat pipa yang telah ditinggalkan lalu diolah lagi sejak 2006," ujarnya.
Disinggung minyak-minyak dijual di Jalintim Palembang-Jambi dengan harga murah, dirinya tidak mengetahui hal tersebut. Namun, ada pembeli yang datang sendiri dari daerah Jambi untuk membeli minyak tersebut langsung kelokasi. Mereka membeli minyak tersebut satu drum dengan harga Rp. 450 ribu untuk minyak mentah, Rp.600 ribu untuk solah, Rp.700 bensin.
"Minyak-minyak tersebut dibawa ke Jambi, dan yang mengolah menjadi minyak masak mereka sendiri," unkapnya
Di Bayat sendiri ada juga proses pengolahan dengan carak dibakar seperti proses memasak air. Prosesnya sendiri dilakukan beberapa tahapan minyak mentah dimasak selama 10 jam, kemudian pembakaran pertama keluar bensin dan pembakaran kedua minyak tanah lalu sesi terakhir minyak dari minyak mentah tersebut menjadi solar.
"Masaknya dibakar selama kurang lebih selama 10 jam, dari sana didapati tiga jenis minyak seperti bensin, minyak tanah, dan solar. Selama sepuluh jam tersebut api untuk memasak selalu dijaga kualitasnya agar kualitasnya terjaga. Kami juga berharap kepada pemerintah harus mengambil langkah yang tepat agar tidak merugikan masing-masing pihak," jelasnya. (cr13)
Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu
0 Response to "Runing Eksklusif"
Post a Comment