Rela Tinggalkan Bangku Kuliah Demi Jadi Pelawak
INDERALAYA--erpostur tubuh yang boleh dikatakan kurang ideal dengan bobot mencapai lebih dari 90 kg, berkulit hitam ditambah gaya rambut moha acak-acakkan dengan kolaborasi warna rambut agak kemerahan. Fiko (21), satu dari lima komedian nasional yang langsung didatangkan dari Jakarta, mengisi acara rangkaian kegiatan Kompas TV goes to Kampus, selama dua hari Selasa, 17-18 Mei, di auditorium kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) Inderalaya. Dengan gayanya yang cukup unik, dia pun sukses menghibur ribuan mahasiswa Unsri dengan penampilannya sebagai pelawak "stand-up" komedi.
Penampilan Fiko, seolah menjadi daya tarik sendiri bagi ribuan penonton yang umumnya merupakan mahasiswa-mahasiswi Unsri dari berbagai konsentrasi ilmu yang sejak Selasa pagi menjelang siang hari telah memadati ruang auditorium kampus Unsri Inderalaya. Bagaimana tidak, sebelum dirinya (Fiko, red) menaiki podium untuk memberikan hiburan dihadapan ribuan mahasiswa Unsri, Fiko sapaannya, langsung disambut mahasiswa dengan tawa terbahak-bahak. Fiko memberikan tema hiburan "stand-up" komedi tentang kehidupan sosial di kalangan kaum muda-mudi.
Saat dibincangi sripo, setelah mengisi salah satu rangkaian kegiatan kompas TV goes to Kampus stand-up komedi, Fiko menceritakan ketertarikkannya di dunia hiburan komedian berawal dari sebuah hobi menghibur seseorang sejak kecil sampai dirinya tumbuh dewasa. Bahkan, saking kelewat hobinya, ia pun terpaksa rela meninggalkan bangku kuliah demi menjadi seorang pelawak. "Berawal dari hobi dan cinta dengan seni melalui hiburan stand-up komedi. Bagaimana pun caranya kita harus bisa membuat orang terhibur dengan cerita-cerita yang kita berikan. Apabila, seseorang itu merasa senang melihat kita. Maka, secara langsung ya, kita menjadi fight. Dan sebaliknya, apabila seseorang bosan memperhatian kita. Maka, dengan sendirinya kita hilang dari peredaran,"tutur Fiko yang mengaku baru pertama kali datang ke kota Palembang.
Mengapa rela meninggalkan perguruan tinggi demi karier sebagai komedian?. Menurutnya, sejak dirinya sibuk shooting mengisi acara kegiatan komedian pada kegiatan-kegiatan resmi, ia pun cukup merasa sulit untuk mengatur jadwal belajar dan bekerja. Maka, ia pun terpaksa meninggalkan bangku kuliah. 揝empat kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta, hingga akhirnya saya pun harus meninggalkan. Pada prinsipnya, belajar itu, dimana-mana saja bisa, tanpa memandang usia atau umur, tutur Fiko.(cr7)
Teks photo : komedian nasional Fiko.
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
INDERALAYA--erpostur tubuh yang boleh dikatakan kurang ideal dengan bobot mencapai lebih dari 90 kg, berkulit hitam ditambah gaya rambut moha acak-acakkan dengan kolaborasi warna rambut agak kemerahan. Fiko (21), satu dari lima komedian nasional yang langsung didatangkan dari Jakarta, mengisi acara rangkaian kegiatan Kompas TV goes to Kampus, selama dua hari Selasa, 17-18 Mei, di auditorium kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) Inderalaya. Dengan gayanya yang cukup unik, dia pun sukses menghibur ribuan mahasiswa Unsri dengan penampilannya sebagai pelawak "stand-up" komedi.
Penampilan Fiko, seolah menjadi daya tarik sendiri bagi ribuan penonton yang umumnya merupakan mahasiswa-mahasiswi Unsri dari berbagai konsentrasi ilmu yang sejak Selasa pagi menjelang siang hari telah memadati ruang auditorium kampus Unsri Inderalaya. Bagaimana tidak, sebelum dirinya (Fiko, red) menaiki podium untuk memberikan hiburan dihadapan ribuan mahasiswa Unsri, Fiko sapaannya, langsung disambut mahasiswa dengan tawa terbahak-bahak. Fiko memberikan tema hiburan "stand-up" komedi tentang kehidupan sosial di kalangan kaum muda-mudi.
Saat dibincangi sripo, setelah mengisi salah satu rangkaian kegiatan kompas TV goes to Kampus stand-up komedi, Fiko menceritakan ketertarikkannya di dunia hiburan komedian berawal dari sebuah hobi menghibur seseorang sejak kecil sampai dirinya tumbuh dewasa. Bahkan, saking kelewat hobinya, ia pun terpaksa rela meninggalkan bangku kuliah demi menjadi seorang pelawak. "Berawal dari hobi dan cinta dengan seni melalui hiburan stand-up komedi. Bagaimana pun caranya kita harus bisa membuat orang terhibur dengan cerita-cerita yang kita berikan. Apabila, seseorang itu merasa senang melihat kita. Maka, secara langsung ya, kita menjadi fight. Dan sebaliknya, apabila seseorang bosan memperhatian kita. Maka, dengan sendirinya kita hilang dari peredaran,"tutur Fiko yang mengaku baru pertama kali datang ke kota Palembang.
Mengapa rela meninggalkan perguruan tinggi demi karier sebagai komedian?. Menurutnya, sejak dirinya sibuk shooting mengisi acara kegiatan komedian pada kegiatan-kegiatan resmi, ia pun cukup merasa sulit untuk mengatur jadwal belajar dan bekerja. Maka, ia pun terpaksa meninggalkan bangku kuliah. 揝empat kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta, hingga akhirnya saya pun harus meninggalkan. Pada prinsipnya, belajar itu, dimana-mana saja bisa, tanpa memandang usia atau umur, tutur Fiko.(cr7)
Teks photo : komedian nasional Fiko.
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
0 Response to "Rela Tinggalkan Bangku Kuliah Demi Jadi Pelawak"
Post a Comment