//Dijual Dengan Hanya Rp 2700 Perliter
SEKAYU, SRIPO--Pemandangan tidak biasanya terdapat di jalan lintas timur (Jalintim) khususnya didaerah Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir. Hal tersebut disebabkan karena adanya penjual minyak solar dengan harga murah bahkan berkisar Rp 2700 perliter.
Dari pantauan dilapangan, terdapat beberapa plang yang bertuliskan menjual solar dengan harga murah sebesar Rp 2.700 dan paling mahal Rp 3.000 perliternya. Minyak tersebut diduga merupakan hasil penyulingan didaerah Bayat yang dijual dengan harga murah, karena lokasi tempat masyarakat menjual minyak tersebut tidak terlalu jauh dari tempat pemasakan minyak tradisional masyarakat.
"Ini solar dari sulingan bayat pak, kalau yang agak murah lebih hitam dibanding yang ini sudah jauh lebih. Kalau mau murah lagi beli langsung dilokasi,"kata Ujang, salah seorang warga Bayung Lencir.
Sementara itu, salah seorang warga Bayat yang enggan menyebutkan namanya menerangkan minyak hasil sulingan tersebut banyak digunakan truk-truk tronton alias truk berukuran besar. Menurutnya minyak biasanya dioplos dengan minyak solar yang dibeli dari SPBU, kemudian dicampur dengan minyak penyulingan.
"Biasanya mobil-mobil besar yang menggunakan minyak ini, tapi kalau truk ukuran kecil atau mobil kecil jangan coba-coba, karena bahaya untuk mesin. Selain itu, minyak ini biasa digunakan untuk genset dan mesin chainsaw, tetapi campurannya bisa dicampur oli dua tak selain itu harus setiap bulan dibersihkan kerak-keraknya," ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, diduga ada SPBU yang bermain dengan mencampur solar sulingan dengan solar dari pertamina. "Mereka nakal mencampur, jadi mesti hati-hati. Penjual solar eceran juga banyak yang mencampur solarnya dengan solar sulingan jadi mesti hati-hati," ujarnya.
Bahkan dirinya juga memberikan tips dalam membedakkan solar oplosan baik di SPBU maupun eceran. "Solar sulingan atau oplosan lebih lengket baunya, agak hitam selain itu kalau kita pegang juga lengket beda dengan solar asli," jelasnya.
Sementara, Camat Bayung Lencir, Alamsyah Rianda mengatakan memang di sepanjang Jalan lintas timur (Jalintim) sering banyak dijumpai penjual minyak eceran, penjual minyak eceran tersebut kebanyakan dari Pertamini yang merupakan SPBU kecil untuk melakukan pengisian minyak.
"Memang banyak penjual minyak eceran yang berada di sepanjang Jalintim, itu juga merupakan Pertamini," katanya.
Lanjutnya, mengenai adanya informasi masyarakat yang menjual minyak dengan harga murah berkisar Rp.3.000 sampai Rp.3.500 tidak ada sama sekali. Karena saat ini pihak kita belum mendapatkan kabar tersebut, dan apabila ada tentunya akan kita kroscek dari mana asal minyak tersebut.
"Belum ada informasi mengenai adanya masyarakat yang menjual dengan harga murah di Jalintim, memang ada penjual minyak eceran tetapi harganya masih sama seperti di SPBU pada umumnya. Disini juga yang menjual minyak eceran tidak terlalu banyak, dikarenakan jarak SPBU lumayan dekat oleh karena itu pengendara lebih memilih memisi di SPBU dari pada di eceran," ungkapnya
Sedang disinggung mengenai dari mana sumber minyak itu, kemungkinan besar sumber minyak tersebut berasal dari industri minyak tradisional yang dimasak dengan cara dibakar.
"Saya juga tidak tahu dari mana hasil minyak tersebut, diduga minyak tersebut berasal dari daerah Bayat. Sedangkan untuk melakukan tindakkan untuk menertibkan minyak-minya tersebut kita tidak bisa, karena kita hanya bisa menghimbau karena penjualan dengan harga dibawah rata-rata sudah menyalahi aturan," jelasnya. (cr13)
Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu
0 Response to " "
Post a Comment