* Pengakuan Yandri, Kami Semua Pingsan
MUARAENIM, SRIPO---
Suasana duka masih menyelimuti di seluruh rumah korban terutama di rumah almarhum M Pawi di Desa Pagar Agung, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muaraenim. Tampak para kerabat masih memadati rumah M Pawi, karena korban yang paling banyak meninggal akibat sambaran petir.
Dirumah almarhum M Pawi, tampak anak sulungnya Asparoni (41) didampingi anak bungsunya Yendri (30) yang merupakan saksi mata yang selamat, didampingi keluarga besarnya dengan tegar menceritakan kronologis musibah yang menimpa dan merengut empat saudara dan ayahnya tersebut, Selasa (18/4).
Menurut Asparoni, bahwa ia mempunyai enam bersaudara yakni Susili (39), Darius (37) Sudomo (35) Hendro Saputra (33) dan Yendri (30). Dan saudaranya yang meninggal semuanya adalah adiknya sebanyak empat orang, kecuali yang bungsu Yendri. Selain itu, yang meninggal adalah ayahnya M Pawi (60) dan dua keponakannya Dunan (8) anak Sudomo dan Pekin (8) anak Darius.
Selain itu juga, ada lima keluarganya yang menjalani perawatan di RS Ar Bunda Prabumulih yakni ibunya Rusnani (60) dan dua menantunya Rili (30) dan Candra (35) serta cucunya Abek (10)
"Saya kalau kronologisnya kurang tahu, sebab tidak ikut kelokasi. Tetapi adik saya yang ikut ke sana," ujar Asparoni sambil menunjuk Yendri.
Dikatakan Asparoni, seluruh korban meninggal seluruhnya sudah dimakamkan dalam tiga liang. Adapun untuk M Pawi, Sudomo, Hendro dan Dunan dikubur satu liang, untuk Darius dan Vegi satu liang dan Susili kuburan tersendiri.
Ditambahkan Asparoni, bahwa dirinya sama sekali tidak ada firasat ataupun bermimpi jika keluarganya akan tertimpa musibah tersebut. Namun hanya ada keanehan sedikit, sebelum kejadian, orangtuanya sempat menelpon dirinya untuk jangan dulu pergi ke Talang Jernihan, kalau sudah siap baru akan ditelepon. Padahal sebelumnya tidak pernah, jika dirinya akan ke sana, pergi saja sendiri dan orangtuanya tidak pernah menelpon seperti itu. Sebab panen padi itu, sudah biasa kami lakukan untuk hiburan dan refreshing.
"Kami sekeluarga benar-benar shock ketika menerima telepon dari adiknya jika keluarganya banyak yang meninggal disambar petir. Kata ibu saya ia melihat ada benda berputar didalam pondok dan bunyi ledakan," ujarnya.
Sedangkan menurut Yendri, bahwa sebelum kejadian, ia bersama sekitar 15 keluarga besarnya, bermalam di pondok untukmelakukan panen padi. Dan pagi harinya, ketika sedang sarapan pagi, tiba-tiba hujan turun. Karena atapnya bocor, lalu kakaknya bernama Darius dan Sudomo, naik ke atap memperbaiki atap yang bocor, sedangkan dirinya bersama ayahnya dibawah pondok membuat parit saluran air. Ketika sedang asyik bekerja, tanpa ada isyarat baik bunyi gledek maupun kilat, tiba-tiba petir menyambar pondok mereka. Akibatnya sebagian keluarga besarnya tersambar petir dan meninggal dunia.
"Saya tidak ingat kejadiannya, tahu-tahu saya terjerembab dan melihat seperti ada benda berputar diatas pondok. Ketika sadar ia melihat keluarganya semuanya terkapar dengan kondisi gosong. Ketika bangun badan saya nyeri dan telinga berdengung," ujar Yendri.
Dikatakan Yendri, seingatnya yang berada di pondok saat itu sebanyak 15 orang. Tujuh orang meninggal dunia, lima orang dirawat di RS Ar Bunda dan tiga orang selamat.
Sementara itu Wabup Muaraenim H Nurul Aman SH yang mewakili Pemkab Muaraenim, menyatakan belansungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah tersebut. Dan ia juga menyampaikan permintaan maaf dari Bupati Muaraenim Muzakir dan Ibu PKK Shinta Muzakir yang tidak sempat datang karena ada suatu tugas yang tidak bisa ditinggalkan.
"Rencananya kemarin saya mau datang langsung, namun karena di Kota Muaraenim sedang terkena musibah banjir makanya baru hari ini saya bisa ke sini," ujar Wabup sembari menyerahkan santuan dari Pemkab Muaraenim yang disaksikan oleh perangkat Desa dan keluarga besar almarhum.(ari)
CAPTION FOTO :
Serahkan Bantuan : Wabup Muaraenim Nurul Aman secara simbolis serahkan bantuan ke keluarga korban yang terkena sambaran petir, di Desa Pagar Gunung, Kecamatan Lubai Ulu, Muaraenim, Selasa (18/4).
Rumah Duka 1,2 : Tampak Wabup Muaraenim Nurul Aman, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga besar almarhum M Pawi, di Desa Pagar Agung, Kecamatan Lubai Ulu, Muaraenim, Selasa (18/4).
Keluarga M Pawi : Dari kiri ke kanan : alm M Pawi, Asparoni, almh Susili, alm Darius, alm Sudomo, alm Hendro Saputra, Rusnani sambil menggendong Yendri.
Toriq : Ayah Sempat Titip Jaga Ibu, Nenek dan Mamang
Raut wajah Torik (12) anak sulung dari almarhum Darius, cukup tegang. Meski terbata-bata namun cukup lancar menceritakan kenangannya bersama almarhum ayah dan almarhumah adiknya semata wayang Vegi (9) yang meninggalkan dirinya selamanya.
Menurut Torik yang didampingi neneknya Risman, bahwa sebelum kejadian, bahwa ia bertemu terakhir kalinya dengan ayahnya Jumat (14/4) ketika mengantarnya masuk kembali ke Ponpes Al Furgon tempatnya menimba ilmu. Dan sebelum ayahnya pergi ke Talang Jernihan, ia sempat mengingatkan ayahnya untuk tidak ngebut-ngebut membawa mobil takut kecelakaan. Dan ternyata, bukan meninggal karena kecelakaan namun oleh petir.
Dikatakan Torik, bahwa sekitar sebulan sebelum kejadian, ayahnya pernah berbicara dengannya yang intinya meminta kepadanya untuk menjaga ibu, nenek, paman dan barang koleksinya pedang dan cincin, karena dia khawatir jika sudah meninggal tidak ada lagi yang akan menjaganya. Namun anehnya, ayahnya tidak menitip pesan untuk minta menjaga ayah dan adiknya. Ternyata yang meninggal memang ayah dan adiknya saja. Sedangkan ibunya Lismidiarti selamat.(ari).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to "Bos, tolong koreksi aku tebuat ds Pagar Gunung, yg benar Pagar Agung..."
Post a Comment