Catatan : Atlet yang diwawancara.
Fajar Ali senam, Ronal gulat, Versi Wushu, Wuland Karate, Ayu Estri Menembak
Atlet Sumsel Mulai Teriak
//Tiga Bulan Pelatda Belum Jelas Pembinaan
PALEMBANG, SRIPO--Target Sumatera Selatan (Sumsel) untuk masuk 10 besar rangking Pekan Olaharaga Nasional (PON) di Jabar, September mendatang sepertinya sulit akan tercapai. Pasalnya, dari ratusan atlet yang masuk dalam program Pelatihan Daerah (Pelatda) PON, mulai teriak dan mengaku kecewa dengan sikap Pemerintah yang seakan tak begitu peduli dengan perkembangan latihan mereka menuju prestasi tertinggi di PON.
Imbas dari belum terbentuknya Pengurus yang terus molor, dan berdampak dengan tidak jelasnya gaji atlet bahkan sarana latihan atlet, membuat atlet terpaksa berlatih dengan peralatan apa adanya.
Seorang atlet mengakui jika selama ini merasa tak ada yang mengurus. Mereka berlatih sendiri, dengan peralatan apa adanya. Membeli vitamin sendiri, bahkan semua itu mereka lakukan dengan resiko meninggalkan pekerjaan dan pendidikan mereka.
"Kami diminta bersabar, sabar sampai kapan. Ini sudah bulan April, kami masuk disini Februari. PON bulan September. Kami sebagai atlet tugas kami berlatih, digaji tak digaji kami berlatih. Tapi ada kebanggaan membela Sumsel, tapi mohon juga perhatikan kami. Kami perlu uang untuk membeli vitamin, membeli baju latihan, membeli alat latihan," ujarnya, Minggu (10/4)
Dikatakan atlet tersebut, kami dituntut untuk berprestasi. Kalau tidak berprestasi kami akan dicoret. Itu sudah konsekuensi dan kami paham itu. Tapi, jalan menuju berprestasi itu bukan sekedar dengan diberi tempat tidur dan diberi makan.
"Siapa yang tak mau meraih prestasi. Kalau ada satu saja, kami siap dicoret. Tapi apa yang diberikan Pemerintah untuk kami. Semua gak jelas, kami diminta sabar, padahal setiap hari program makin berat. Dan tak jarang cedera. Apa kami masih disuruh tetap sabar, sementara Pemerintah mengejar prestasi tidak sabar," paparnya
Saat ini, terhitung atlet Satlak Sumsel gemilang sudah empat bulan tak gajian. Begitu juga dengan atlet PON yang belum jelas akan menerima uang saku seperti apa. Padahal, setiap atlet memerlukan uang untuk setiap kali latihan. Contohnya menembak, sangat memerlukan peluru, ski air memerlukan bensin. Bahkan ironisnya, untuk cabang beladiri seperti Wushu, Karate mereka terpaksa latihan menumpang ke cabor lain lantaran tak ada gedung beladiri sendiri.
Setelah dua minggu usai Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel, kepengurusan KONI 2016-2020 belum terbentuk. Padahal, dalam Musorprov sesuai dengan aturan tata tertib Ketum terpilih hanya diberikan waktu dua minggu, sehingga jeda tidak terlalu lama. Apalagi, saat ini ratusan atlet yang disiapkan untuk PON masih galau karena belum jelasnya kepengurusan, yang berimbas ke uang pembinaan mereka yang belum juga dibayar.
Sementara itu, sebelumnya ditanya kapan pengurus alan dibentuk, karena sangat berdampak bagi pembinaan atlet, Ketua Umum KONI Sumsel yang juga Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, ia meminta waktu untuk membentuk kepengurusan KONI baru, karena saat ini kepengurusan itu sedang disusun. Menurutnya, kapan waktunya ia belum bisa menentukan karena ia begitu sibuk dengan agenda dirinya sebagai Gubernur.
"Yah telat-telat sedikit tidak apa-apalah. Lihat saja nanti, sekarang sedang disusun," ujar Alex yang mengaku jadwalnya begitu padat, Rabu (16/3)
Ditanyakan bagaimana format kepengurusan apakah akan diisi oleh wajah lama atau masuk pengurus baru. Alex enggan berkomentar, ia meminta untuk melihat hasil setelah ditetapkan. Apakah akan ada orang baru atau orang lama.
"Yah lihat saja nanti. Setelah ditetapkan, apakah orang lama atau ditambah orang baru," ucapnya. (Cr10)
0 Response to "Atlet Sumsel Mulai Teriak //Tiga Bulan Pelatda Belum Jelas Pembinaan"
Post a Comment